Showing posts with label costing. Show all posts
Showing posts with label costing. Show all posts

Tuesday, November 04, 2025

Prinsip-prinsip Costing Perusahaan Manufaktur



Berikut adalah prinsip-prinsip utama (atau dasar-dasar) costing (akuntansi biaya) pada perusahaan manufaktur, yang sangat penting untuk penentuan harga pokok produksi (HPP) dan pengambilan keputusan:

1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials Cost - DM)
Prinsip Identifikasi Langsung: Biaya bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadi dan nilainya signifikan harus dapat ditelusuri dan dibebankan secara langsung ke produk atau pesanan tertentu.
Contoh: Kayu untuk perusahaan furnitur, kulit untuk produsen sepatu.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost - DL)
Prinsip Keterkaitan Langsung: Biaya tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi dan waktu kerjanya dapat ditelusuri ke produk atau pesanan tertentu.
Contoh: Upah operator mesin, upah perakit produk.

3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost - FOH/BOP)
Prinsip Alokasi yang Wajar: Semua biaya produksi selain DM dan DL dikelompokkan sebagai FOH. Karena FOH umumnya tidak dapat ditelusuri langsung ke produk, prinsipnya adalah mengalokasikannya ke produk atau departemen menggunakan dasar alokasi (tarif) yang logis dan wajar (misalnya, berdasarkan jam mesin, jam tenaga kerja langsung, atau volume produksi).
Contoh: Biaya listrik pabrik, penyusutan mesin, gaji pengawas pabrik, bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung.


Metode-Metode Costing Utama

Perusahaan manufaktur juga menerapkan prinsip-prinsip tertentu berdasarkan metode costing yang dipilih, dua yang paling umum adalah:

1. Full Costing (Absorption Costing)
Prinsip Biaya Penuh: Metode ini membebankan semua biaya produksi (DM, DL, dan FOH Variabel & Tetap) ke produk. Biaya FOH Tetap dianggap sebagai biaya produk (diinventarisasi) dan baru dibebankan sebagai beban pokok penjualan ketika produk terjual.
Tujuan: Sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP) untuk pelaporan eksternal dan penilaian persediaan (aset).

2. Variable Costing (Direct Costing)
Prinsip Biaya Variabel: Metode ini hanya membebankan biaya produksi yang bersifat variabel (DM, DL, dan FOH Variabel) ke produk. Biaya FOH Tetap dianggap sebagai biaya periode (dibebankan penuh pada periode terjadinya) terlepas dari apakah produk terjual atau tidak.
Tujuan: Penting untuk pengambilan keputusan manajerial jangka pendek, analisis break-even, dan pengendalian biaya.


Prinsip Costing Berdasarkan Proses Produksi

Selain klasifikasi biaya, prinsip costing juga disesuaikan dengan jenis proses produksi:

1. Job Order Costing
Prinsip Penerapan, mengumpulkan biaya per pesanan (job) atau kontrak tertentu. Setiap pesanan unik. Cocok untuk Produksi yang dibuat berdasarkan pesanan atau spesifikasi pelanggan (misalnya, percetakan, konstruksi, furnitur khusus).

2. Process Costing
Prinsip Penerapan, mengumpulkan biaya per departemen atau proses produksi selama periode waktu tertentu, lalu dibagi rata ke unit yang diproduksi. Cocok untuk Produksi massal yang homogen dan berkelanjutan (misalnya, semen, makanan kemasan, tekstil).


Prinsip Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
  1. Prinsip Pengendalian Biaya: Biaya harus diukur dan dilaporkan secara rinci sehingga manajemen dapat mengidentifikasi inefisiensi dan mengambil tindakan korektif (seringkali menggunakan perbandingan antara Biaya Aktual dengan Biaya Standar).
  2. Prinsip Relevansi Biaya: Dalam pengambilan keputusan (misalnya, penetapan harga jual, menerima pesanan khusus), hanya biaya yang relevan (biaya yang akan berubah karena keputusan tersebut) yang harus dipertimbangkan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons