Wednesday, December 31, 2008

Utang

Utang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena transaksi waktu yang lalu dan harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada waktu yang akan datang. Utang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

  1. Utang Jangka Panjang/ Kewajiban Lancar

Utang jangka pendek adalah utang yang diharapkan harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.

Utang jangka pendek terdiri dari :

  • Utang dagang

  • Utang wesel

  • Pendapatan diterima di muka

  • Utang gaji

  • Utang pajak

  • Utang bunga

Perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada utang jangka pendek ini. Jika utang jangka pendek/ kewajiban lancer lebih besar dari pada aktiva lancer maka perusahaan berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Ini berarti perusahaan tidak bisa membayar seluruh utang jangka pendeknya.


  1. Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang adalah utang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.

Yang termasuk utang jangka panjang yaitu :

  • Utang obligasi

  • Utang wesel jangka panjang

  • Utang hipotik

  • Uang muka dari perusahaan afiliasi

  • Utang kredit bank jangka panjang

Utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan untuk membeli aktiva, menambah modal perusahaan, investasi, atau mungkin juga untuk melunasi utang.

Tuesday, November 11, 2008

Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehannya meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan



Tanah
Harga perolehan tanah meliputi harga beli tunai tanah, biaya balik nama, komisi perantara, dan pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli. Semua pengeluaran lain yang diperlukan agar tanah siap untuk digunakan yang bersifat perbaikan permanen di debet ke rekening tanah.
Seandainya tanah yang dibeli tidak rata, berbatu dan penuh tanaman liar maka harga perolehan juga termasuk pengeluaran untuk pembersihan dan perataan tanah.

Gedung / Bangunan
Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian atau pembangunan sebuah gedung harus dibebankan pada rekening gedung. Apabila gedung dimiliki melalui pembelian maka harga perolehannya meliputi harga beli, biaya notaris dan komisi perantara. Apabila gedung dibangun sendiri maka harga perolehannya meliputi semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk pembuatan saluran listrik dan air.

Mesin dan Peralatan
Harga perolehannya terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan, yang dibayar oleh pembeli, termasuk pula biaya perakitan, pemasangan dan pengujian peralatan yang dibeli.
Apabila dalam pemasangan terjadi kesalahan dan harus dikeluarkan uang lagi untuk memperbaiki kesalahan pemasangan maka biaya tersebut tidak dimasukkan sebagai biaya perolehan. jurnalnya yaitu :
Mesin 60.000.000
Kerugian pemasangan mesin 500.000
>>>>Kas
60.500.000

Sunday, November 09, 2008

Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK No. 16 tahun 2007)
Masa manfaat adalah periode aktiva tetap diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan, atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan perusahaan

Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap berdasarkan ketentuan akuntansi komersial yaitu :
1. Manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut yang kemungkinan akan diperoleh perusahaan
2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dari barang dagangan adalah bahwa aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedangkan barang dagangan untuk dijual.
Contoh : komputer pada toko komputer adalah barang dagangan, karena perusahaan membeli komputer untuk dijual kembali. Sekarang bagaimana kalau tabung gas elpiji pada toko pengecer gas elpiji? Kalau yang dijual gasnya saja maka tabungnya adalah aktiva tetap milik toko tersebut, tapi jika toko tersebut menjual gas + tabungnya maka tabungnya termasuk barang dagangan.
Tanah yang dibeli perusahaan dan tidak langsung digunakan untuk operasional perusahaan, ada rencana menggunakan tapi tidak dalam waktu dekat maka tanah tersebut bukanlah aktiva tetap tapi investasi jangka panjang.
Aktiva tetap diakui / dicatat sebesar harga atau biaya perolehan. Harga ini terdiri dari harga beli, termasuk bea impor, PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya lain yang dapat diatribusikan secara langsung sampai aktiva tersebut siap dipakai.
Biaya yang dapat diatribusikan contohnya adalah biaya persiapan tempat, pengiriman awal (initial delivery), penyimpanan, bongkar muat, pemasangan dan biaya profesional (arsitek/ insinyur).

Thursday, October 30, 2008

Pajak Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Dalam pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh mengatakan, Piutang yang nyata-nyata tak tertagih dapat dibebankan sebagai biaya dengan syarat :

1. Telah dibebankan sebagai biaya pada laporan laba rugi komersial

2. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (PBULN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang atau pembebasan utang antara kreditor dan debitor yang bersangkutan. Tindakan tersebut sebagai upaya penagihan yang maksimal dan terakhir.

3. Telah dipublikasikan dalam pnerbitan umum dan khusus, dan penerbitan dimaksud tidak berarti penerbitan berskala.

4. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Catatan :

- Piutang Tak Tertagih yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah Piutang Tak Tertagih yang timbul di bidang usaha bank, lembaga pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya.

- Piutang Tak Tertagih yang dapat dihapuskan adalah piutang usaha sesuai dengan bidang usaha wajib pajak yang bersangkutan.

Monday, October 27, 2008

Penyisihan Piutang Tak Tertagih



Dalam neraca, piutang yang tertera adalah jumlah kotornya. Di bawahnya, penyisihan piutang tak tertagih. Ada dua cara dalam menetapkan jumlah penyisihan piutang tak tertagih, yaitu

1. Atas dasar saldo piutang

Caranya yaitu dengan menetapkan suatu persentase tertentu terhadap saldo piutang rata-rata atau golongan umur piutang pada akhir periode.

Contoh : Saldo Piutang per 1 Januari 2009 sebesar Rp 10 juta dan saldo piutang per 31 Desember 2008 Rp. 20 juta. Diasumsikan penyisihan piutang tak tertagih 2%. Besarnya penyisihan piutang tak tertagih dihitung sebagai berikut :

- saldo piutang rata-rata : (10 juta + 20 juta)/2 = Rp. 15.000.000

- penyisihan piutang tak tertagih : 2% X 15.000.000 = Rp. 7.500.000

2. Atas dasar saldo penjualan

Cara ini dilakukan dengan menetapkan persentase tertentu terhadap penjualan, dasar yang digunakan dapat menggunakan penjualan kredit atau total penjualan.

Contoh : total penjualan kredit tahun 2007 Rp. 140 juta, persentase penyisihan yang ditetapkan perusahaan 2% dari penjualan.

Besarnya saldo penyisihan piutang tak tertagih : 2% X Rp. 140 juta = Rp. 2.800.000



Monday, September 29, 2008

Ucapan Lebaran



SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H
Saya sebagai pemilik situs ini mengucapkan beribu-ribu maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Apabila ada pertanyaan yang tidak atau belum dijawab mohon maaf karena terlewatkan, atau bagi yang sudah mendapatkan jawaban tapi jawabannya tidak seperti yang diharapkan, aku mohon maaf karena mungkin keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang aku miliki.

Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin..

Thursday, September 18, 2008

Piutang

Piutang termasuk aktiva lancar. Artinya piutang tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu yang singkat, maksimal dalam satu tahun buku. Ditinjau dari sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori yaitu :


1. Piutang Usaha

Piutang Usaha ( account receivable ) ini timbul dari hasil utama perusahaan yang berupa penjualan produk atau penjualan jasa dan layanan yang diberikan perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan sebagai aktiva lancar dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun.


2. Piutang Lain-lain

Piutang Lain-lain ( other receivable ) timbul karena transaksi selain dari kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya penjualan aktiva perusahaan, pemberian pinjaman kepada karyawan.


Piutang dalam laporan keuangan ditulis sebesar jumlah kotor tagihannya dan disertai dengan jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih / piutang diragukan.
Jurnal yang berkaitan dengan piutang usaha sebagai berikut :


- Timbulnya piutang usaha karena penjualan kredit :

Piutang Usaha 50.000.000

Penjualan 50.000.000


( Penjualan tidak kena PPN )

Piutang Usaha 55.000.000

Penjualan 50.000.000

PPN Keluaran 5.000.000


( Penjualan kena PPN )


- Terjadi pengembalian barang oleh konsumen :
Retur 1.000.000
Piutang Usaha 1.000.000
( retur barang tidak kena PPN )

Retur 1.000.000
PPN Keluaran 100.000
Piutang Usaha 1.100.000
( retur barang kena PPN )


- Pemberian potongan atas penjualan tunai :
Kas 49.000.000
Pot. Tunai 1.000.000
Penjualan 50.000.000


Kadang piutang tidak dapat ditagih keseluruhan, hal ini menimbulkan kerugian. Jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu membentuk cadangan / penyisihan. Tapi jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih jumlahnya cukup besar dan berisiko maka sebaiknya perusahaan membentuk cadangan.

Metode penghapusan piutang yaitu :
a. Metode penghapusan langsung ( direct write off method )
Ketika dalam satu tahun buku ada piutang tidak tertagih maka pada akhir tahun dilakukan penghapusan dengan jurnal :

Biaya piutang tidak tertagih 5.000.000
Piutang Usaha 5.000.000

b. Metode penyisihan / cadangan ( allowance method )
Dengan metode ini, piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat dengan jurnal. Contoh, piutang usaha Rp 20.000.000,- diperkirakan 2% tidak dapat ditagih. Maka jurnal untuk penyisihan piutang tidak tertagih adalah :

Biaya piutang tidak tertagih 400.000
Penyisihan piutang tidak tertagih 400.000
( 20.000.000 x 2% = 400.000 )

Jawab Pertanyaan

1. Tolong dijelaskan “kenapa pencatatan retur pembelian pada sistem perpetual diakui sebagai PBD tetapi pada sistem periodik diakui sebagai retur?”
Pencatatannya sama, di sistem perpetual maupun di sistem periodik dicatat sebagai retur. Cuma bedanya, di sistem perpetual retur pembelian ini langsung mengurangi persediaan sedangkan di sistem periodik, retur ini tidak langsung mengurangi persediaan karena sistem periodik tidak mengenal mutasi persediaan. Persediaan dihitung pada akhir periode.

2. Apa syarat cek itu sah oleh bank ?
Ada tanda tangan dan stempel perusahaan. Tanda tangannya dari orang yang sudah disahkan oleh bank sebagai penanda tangan. Pada awal pembukaan rekening giro biasanya ada opsi siapa saja yang diberi hak untuk tanda tangan.

3. Saya sedang mambuat TA tentang PERSEDIAAN UMUM PADA RUMAH SAKIT. Dimana saya bisa dapat informasinya?
Maaf saya tidak bisa bantu. Mungkin saudara bisa langsung menghubungi pihak rumah sakit.

Thursday, August 28, 2008

[Lanjutan] Pajak Penghasilan (PPh)

2. Objek Pajak
Objek Pajak (PPh) adalah penghasilan atau pendapatan dari subjek pajak.
Pengertian subjek apajak adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri, yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak.
Termasuk penghasilan antara lain yaitu :
a. Penghasilan dari pekerjaan ( gaji, upah, honorarium, dan lain-lain )
b. Laba usaha
c. Hadiah, penghargaan
d. Keuntungan penjualan/ pengalihan harta
e. Keuntungan karena pembebasan hutang
f. Bunga, sewa, deviden, royalty
g. Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap
h. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

Tidak termasuk penghasilan
Penghasilan yantg tidak dikenakan pajak antara lain yaitu :
a. Penghasilan dari bantuan, sumbangan, hibah dan warisan.
b. Pemberian kepada karyawan dalam bentuk natura ( beras, makanan dan minuman, dll) kenikmatan (perawatan kesehatan, rumah dinas)
c. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, bea siswa dll
d. Deviden yang diterima PT sebagai pemegang saham 25 % lebih
e. Bagian laba yang diterima anggota CV, Firma.

Saturday, August 23, 2008

Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima, diperoleh atau dipunyai dalam satu tahun pajak (psl. 1 UU PPh th 2000).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan PPh yaitu :
1. Subjek Pajak
Subjek Penghasilan adalah Wajib Pajak (WP) yang menurut ketentuan perundang-undangan harus membayar, memotong atau memungut pajak yang terhutang atas objek pajak.
Subjek pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Subjek pajak dalam negeri
Subjek pajak dalam negeri dapat berupa :
- Orang pribadi
Yang dimaksud orang pribadi adalah perorangan, baik yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan berkeinginan untuk bertempat tinggal di Indonesia.
- Warisan yang belum dibagi
- Badan
Badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia. Badan ini dapat berupa PT, CV, Koperasi, Yayasan, dan badan-badan lain
- Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bentuk Usaha Tetap adalah perwakilan usaha yang ada di Indonesia tetapi kantor pusatnya ada di luar negeri.
b. Subjek pajak luar negeri
Subjek pajak ini dapat berupa :
- Orang pribadi yang berada di Indonesia tetapi tidak lebih dari 183 hari dan badan yang tidak didirikan dan berkedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap
- Menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tetapi tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT.

Yang bukan termasuk subjek pajak yaitu :
o Badan perwakilan negara asing
o Organisasi internasional
o Pejabat perwakilan negara asing
o Pejabat organisasi internasional

Friday, August 15, 2008

Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank

Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank

1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan

2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :

a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank

b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank

3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku

a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas langsung melalui bank, pendapatan bunga atas giro.

b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya pencetakan cek dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank, misalnya karena ada pengembalian cek kosong.

4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah disesuaikan, keduanya saldonya harus sama.

5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu hal-hal yang tercantum pada saldo menurut perusahaan.

6. Berbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

Rekonsiliasi Bank

Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaa antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses ini disebut rekonsiliasi bank.

Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan dengan saldo menurut rekening koran bank yaitu :

1. Bank belum mencatat transaksi tertentu

a. Setoran dalam perjalanan

Perusahaan telah mencatat setoran ke bank tetapi bank belum mencatatnya. Contoh : setoran pada akhir bulan, biasanya bank akan membukukan pada bulan berikutnya.

b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar)

Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatatnya, biasanya terjadi karena sampai akhir bulan yang menerima cek belum mencairkan cek tersebut.

2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu

a. Penerimaan kas melalui bank

Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan, misalnya konsumen langsung membayar ke bank.

b. Biaya administrasi bank

Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemegang giro, biaya ini baru diketahui setelah ada laporan dari bank yang berupa rekening koran

c. Pendapatan bunga atau jasa giro

Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.

d. Cek kosong

Perusahaan yang sering menerima pembayaran dari konsumen dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek tersebut kemudian disetorkan ke bank. Perusahaan baru tahu kalau cek tersebut kosong setelah menerima laporan dari bank.

Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya ( jumlah rupiah dalam cek lebih besar daripada saldo giro kensumen )

e. Cek dikembalikan ke penyetor karena alasan lain ( bukan cek kosong )

Bank kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut :

- Rekening penarik cek telah ditutup

- Cek telah kadaluwarsa, cek kadang hanya dapat diuangkan dalam jangka waktu tertentu, apabila selama jangka waktu tersebut tidak diuangkan maka cek menjadi tidak berlaku lagi.

- Tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah

- Kesalahan dalam penulisan cek

Pencatatan akuntansi untuk kasus ini sama dengan cek kosong.

3. Bank atau perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan

Contoh, bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama. Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.

Tuesday, July 29, 2008

Kas Kecil

Kas Kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

Salah satu prinsip pokok dalam pengawasan terhadap pengeluaran kas adalah bahwa semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran kas dilakukan melalui kas kecil. Untuk pengeluaran kas yang jumlahnya kecil dan rutin jika menggunakan cek maka akan menghabiskan cek banyak, hal ini menjadi tidak ekonomis.

Maka dibentuk kas kecil untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil nominalnya seperti pengeluaran untuk biaya pos, perangko, fax, pembelian alat tulis, fotocopy, dll. Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan harus menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Jurnal pembentukan kas kecil yaitu :

Kas Kecil Rp 2.000.000

Bank Rp 2.000.000

Ada dua metode yang digunakan untuk mencatat kas kecil yaitu :

1. Sistem Imprest

Dalam sistem ini jumlah rekening kas kecil selalu tetap yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Setiap kali melakukan pembayaran, kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran, apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dikeluarkan. Pada sistem imprest pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.

2. Sistem Fluktuasi

Pada metode fluktuasi saldo kas kecil tidak tetap tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran kas kecil langsung dicatat, jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar

Metode Perpetual dan Periodik

1. Metode Perpetual

Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan.

Setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan di dalam pembukuan dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dqari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya.

Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.

Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada perjurnalan adalah :

a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan

b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan mendebet rekening HPP pada persediaan.

c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan keuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan.

2. Metode Periodik

Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname pada akhir periode.

Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.

Perbandingan Metode Perpetual dengan Periodik

Sistem Perpetual :

Saat terjadi pembelian :

Persediaan

50.000.000

Utang Dagang

50.000.000

Saat terjadi penjualan

Piutang Dagang

30.000.000

Penjualan

30.000.000

HPP

25.000.000

Persediaan

25.000.000

Penyesuaian pada akhir periode

tidak diperlukan jurnal penyesuaian, rekening

persediaan menunjukkan saldo yang ada pada akhir

periode yaitu Rp 35.000.000

(10.000.000 *+50.000.000-25.000.000)

* misal persediaan awal Rp 10.000.000


Sistem Periodik :

Saat terjadi pembelian

Pembelian

50.000.000

Utang Dagang

50.000.000

Saat terjadi penjualan

Piutang Dagang

30.000.000

Penjualan

30.000.000

Penyesuaian pada akhir periode

HPP

10.000.000

Persediaan

10.000.000

HPP

50.000.000

Pembelian

50.000.000

Persediaan

35.000.000

HPP

35.000.000

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons