Tuesday, July 29, 2008

Kas Kecil

Kas Kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

Salah satu prinsip pokok dalam pengawasan terhadap pengeluaran kas adalah bahwa semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran kas dilakukan melalui kas kecil. Untuk pengeluaran kas yang jumlahnya kecil dan rutin jika menggunakan cek maka akan menghabiskan cek banyak, hal ini menjadi tidak ekonomis.

Maka dibentuk kas kecil untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil nominalnya seperti pengeluaran untuk biaya pos, perangko, fax, pembelian alat tulis, fotocopy, dll. Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan harus menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Jurnal pembentukan kas kecil yaitu :

Kas Kecil Rp 2.000.000

Bank Rp 2.000.000

Ada dua metode yang digunakan untuk mencatat kas kecil yaitu :

1. Sistem Imprest

Dalam sistem ini jumlah rekening kas kecil selalu tetap yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Setiap kali melakukan pembayaran, kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran, apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dikeluarkan. Pada sistem imprest pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.

2. Sistem Fluktuasi

Pada metode fluktuasi saldo kas kecil tidak tetap tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran kas kecil langsung dicatat, jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar

Metode Perpetual dan Periodik

1. Metode Perpetual

Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan.

Setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan di dalam pembukuan dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dqari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya.

Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.

Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada perjurnalan adalah :

a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan

b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan mendebet rekening HPP pada persediaan.

c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan keuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan.

2. Metode Periodik

Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname pada akhir periode.

Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.

Perbandingan Metode Perpetual dengan Periodik

Sistem Perpetual :

Saat terjadi pembelian :

Persediaan

50.000.000

Utang Dagang

50.000.000

Saat terjadi penjualan

Piutang Dagang

30.000.000

Penjualan

30.000.000

HPP

25.000.000

Persediaan

25.000.000

Penyesuaian pada akhir periode

tidak diperlukan jurnal penyesuaian, rekening

persediaan menunjukkan saldo yang ada pada akhir

periode yaitu Rp 35.000.000

(10.000.000 *+50.000.000-25.000.000)

* misal persediaan awal Rp 10.000.000


Sistem Periodik :

Saat terjadi pembelian

Pembelian

50.000.000

Utang Dagang

50.000.000

Saat terjadi penjualan

Piutang Dagang

30.000.000

Penjualan

30.000.000

Penyesuaian pada akhir periode

HPP

10.000.000

Persediaan

10.000.000

HPP

50.000.000

Pembelian

50.000.000

Persediaan

35.000.000

HPP

35.000.000

Monday, July 28, 2008

Buku catatan

Kemarin aku mendapat PR dari klien tentang managemen keuangan, ilmu yang aku dapatkan di bangku kuliah tapi di tempatku kerja not aplicated. Jadi aku lupa, maka dari itu aku membuka kembali buku catatan dan buku-buku diktat yang aku punya.
Ketika aku membuka almari bukuku...lho kok ada potongan-potongan kertas kecil. E..e.. ternyata ada tikus di dalam almari buku, segera aku periksa semua bukuku tersebut dan memindahkannya ke tempat lain.
Dari peristiwa ini aku punya keinginan untuk menyalin semua catatanku itu ke dalam komputer. Catatan yang aku buat selama kuliah masak hilang begitu saja, walaupun kita lupa isinya tapi kalau kita punya catatan apabila sewaktu-waktu membutuhkannya bisa membuka kembali catatan kita.
Rencananya aku akan menyalin catatan ke dalam komputer dan kemungkinan akan aku posting ke dalam blogku ini, biar bisa dibaca semua orang dan menyelamatkan catatanku dari hilang tanpa bekas. Sayang kan..catatan kita hilang begitu saja

Tuesday, July 22, 2008

Pengendalian Intern Terhadap Kas

Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kas. Langkah preventif untuk mencegah penggelapan terhadap kas yaitu dengan Pengendalian Intern Terhadap Kas.

Sistem pengendalian intern terhadap kas yaitu dilakukan dengan memisahkan fungsi-fungi penerimaan, pencatatan dan penyimpanan. Bentuk-bentuk prosedur pengendalian antara lain :

- Untuk penerimaan uang :

1. Pemisahan yang jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas, setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

2. Pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatat kas.

3. Pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatat kas.

4. Dibuat laporan kas setiap hari.

- Untuk pengeluaran kas

1. Setiap pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yaitu menggunakan kas kecil.

2. Dibentuk kas kecil

3. Pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek serta yang mencatat pengeluaran.

4. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu.

5. Laporan pengeluaran kas harian

Monday, July 21, 2008

[ Persediaan ] Tentang Stock Opname

Menjawab pertanyaan pengunjung blog-ku ini tentang pencatatan stock dengan stock opname, mengapa sering tidak sama antara catatan dengan stock barang yang sesungguhnya ?
Memang dibutuhkan ketelitian dan kejelian dalam mengelola stock. Teliti dalam mencatat stock masuk dan stock keluar, teliti dalam melihat faktur/surat jalan/dokumen sejenis lain yang berkaitan dengan stock, lihat apakah barang yang masuk atau keluar jumlahnya sudah sesuai dengan dokumen yang menyertainya, hitung ulang penjumlahan dan perkalian yang tercantum dalam dokumen. Anda juga harus teliti terhadap catatan anda, hati-hati dalam merekap dari dokumen ke pembukuan anda, seringkali terjadi apa yang dicatat di pembukuan tidak sama dengan yang tercantum di dokumen, anda juga harus teliti dalam menjumlahkan nilai-nilai dalam pembukuan, kesalahan dalam menjumlahkan sering menjadi penyebab perbedaan antara catatan dengan stock sebenarnya.
Kejelian juga diperlukan dalam mencatat setiap transaksi keluar atau masuk stock, setiap ada barang keluar atau masuk apapun itu harus dicatat.
Satu orang tidak cukup untuk mengurusi stock apalagi mobilitas keluar masuk stock tinggi dan jenis barangnya banyak.
Harus selalu ada koordinasi antara bagian pencatatan dengan bagian penyimpanan stock agar setiap perubahan jumlah stock di gudang terpantau oleh bagian pencatatan, sehingga bagian pencatatan tahu setiap stock keluar atau masuk.
Kuncinya adalah ketelitian, kejelian dan koordinasi yang intensive.
itu saja tips dari saya semoga bermanfaat

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons