Judul di atas merupakan istilah dalam pekerjaan konstruksi. Pekerjaan
konstruksi sendiri ada dua jenis, yaitu jasa konstruksi dan usaha
konstruksi.
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan konstruksi tidak selalu dapat
dilaksanakan dengan cepat atau selesai lebih dari satu tahun buku.
Untuk mencatat transaksi keuangan dari pekerjaan konstruksi maka
dipakailah metode kontrak selesai dan metode prosentase penyelesaian.
Metode kontrak selesai intinya adalah metode yang mengakui pendapatan
setelah proyek selesai dikerjakan. Jadi, ketika kontraktor menerima
pembayaraan selama proyek masih dikerjakan, maka penerimaan pembayaran
tersebut tidak dicatat sebagai pendapatan, tetapi sebagai uang muka
proyek. Setelah proyek selesai, barulah uang muka proyek tersebut di
jurnal sebagai pendapatan. Pada akhir proyek juga dihitung laba/ rugi
pekerjaan proyek tersebut.
Jurnal-jurnal Metode Kontrak Selesai :
- Pencatatan biaya pengerjaan proyek
>> Proyek dalam pekerjaan Rp 1.500.000.000
>>>>>> Kas/ Utang Rp 1.500.000.000
- Penerimaan cicilan pembayaran proyek
>> Kas/ Bank Rp 500.000.000
>>>>>> Uang Muka Proyek Rp 500.000.000
- Pencatatan pendapatan proyek
>> Uang muka Proyek Rp 3.000.000.000
>>>>>> Pendapatan Rp 3.000.000.000
- Pencatatan Laba/ Rugi
>> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 500.000.000
>>>>>> Laba Proyek Rp 500.000.000*
*) Misal proyek dengan kontrak Rp 3.000.000.000,- dan biaya yang
dikeluarkan kontraktor Rp 2.500.000.000
(3 miliar - 2,5 miliar = 500 juta)
Metode Prosentase Penyelesaian pada intinya adalah pengakuan
pendapatan dan biaya dalam satu tahun buku yang telah di dapat untuk
pendapatan dan yang telah terjadi untuk biaya, dimana proyek masih
berlangsung.
Kalau mencatat biaya yang telah terjadi gampang, dengan melihat
kuitansi-kuitansi. Lalu bagaimana mencatat pendapatan untuk proyek
yang masih berlangsung? dengan PERKIRAAN. Jadi dihitung, kira-kira
berapa prosentase pekerjaan telah selesai. Misal proyek dengan kontrak
3 miliar, pada tahun pertama telah selesai sebesar 30%, maka
pendapatan untuk tahun pertama adalah Rp 900 juta (3 miliar X 30%).
Cara menghitung prosentase penyeselaian kontrak yaitu :
Total biaya sampai akhir kontrak dibagi (:) Total taksiran biaya sampai akhir periode
Jurnal-jurnal pencatatan untuk metode prosentase penyelesaian hampir
sama dengan metode kontrak selesai. Bedanya hanya terletak pada laba
dan pendapatan. Untuk metode prosentase penyelesaian, laba dan
pendapatan dicatat tiap akhir tahun buku, sedangkan metode kontrak
selesai, laba dan pendapatan diakui setelah proyek selesai.
Jurnal-Jurnal Pencatatan Metode Prosentase Penyelesaian
- Pencatatan Biaya-biaya proyek :
>> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 500.000.000
>>>>>> Kas/ Utang Rp 500.000.000
- Pencatatan Pembayaran Cicilan :
>> Kas/ Bank Rp 500.000.000
>>>>>> Uang Muka Proyek Rp 500.000.000
- Pencatatan Laba/ Rugi pada akhir tahun buku :
>> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 100.000.000
>>>>>> Laba Tahun Berjalan Rp 100.000.000*
*) Laba kotor = Kontrak - (biaya tahun pertama + Taksiran by. proyek)
= Rp 3.000.000.000 - (Rp 500.000.000 + Rp 2.000.000.000)
= Rp 500.000.000
Laba Tahun Berjalan = (Rp 500.000.000 : Rp 2.500.000.000)x Rp 500.000.000
= Rp 100.000.000
Dalam perpajakan, metode yang boleh digunakan adalah metode prosentase penyelesaian.
Note:
tulisan saya di atas penekanannya adalah JURNAL. jadi, angka-angka yang ada di jurnal tidak ada hubungannya dengan perhitungan perkiraan pendapatan.
konstruksi sendiri ada dua jenis, yaitu jasa konstruksi dan usaha
konstruksi.
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan konstruksi tidak selalu dapat
dilaksanakan dengan cepat atau selesai lebih dari satu tahun buku.
Untuk mencatat transaksi keuangan dari pekerjaan konstruksi maka
dipakailah metode kontrak selesai dan metode prosentase penyelesaian.
Metode kontrak selesai intinya adalah metode yang mengakui pendapatan
setelah proyek selesai dikerjakan. Jadi, ketika kontraktor menerima
pembayaraan selama proyek masih dikerjakan, maka penerimaan pembayaran
tersebut tidak dicatat sebagai pendapatan, tetapi sebagai uang muka
proyek. Setelah proyek selesai, barulah uang muka proyek tersebut di
jurnal sebagai pendapatan. Pada akhir proyek juga dihitung laba/ rugi
pekerjaan proyek tersebut.
Jurnal-jurnal Metode Kontrak Selesai :
- Pencatatan biaya pengerjaan proyek
>> Proyek dalam pekerjaan Rp 1.500.000.000
>>>>>> Kas/ Utang Rp 1.500.000.000
- Penerimaan cicilan pembayaran proyek
>> Kas/ Bank Rp 500.000.000
>>>>>> Uang Muka Proyek Rp 500.000.000
- Pencatatan pendapatan proyek
>> Uang muka Proyek Rp 3.000.000.000
>>>>>> Pendapatan Rp 3.000.000.000
- Pencatatan Laba/ Rugi
>> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 500.000.000
>>>>>> Laba Proyek Rp 500.000.000*
*) Misal proyek dengan kontrak Rp 3.000.000.000,- dan biaya yang
dikeluarkan kontraktor Rp 2.500.000.000
(3 miliar - 2,5 miliar = 500 juta)
Metode Prosentase Penyelesaian pada intinya adalah pengakuan
pendapatan dan biaya dalam satu tahun buku yang telah di dapat untuk
pendapatan dan yang telah terjadi untuk biaya, dimana proyek masih
berlangsung.
Kalau mencatat biaya yang telah terjadi gampang, dengan melihat
kuitansi-kuitansi. Lalu bagaimana mencatat pendapatan untuk proyek
yang masih berlangsung? dengan PERKIRAAN. Jadi dihitung, kira-kira
berapa prosentase pekerjaan telah selesai. Misal proyek dengan kontrak
3 miliar, pada tahun pertama telah selesai sebesar 30%, maka
pendapatan untuk tahun pertama adalah Rp 900 juta (3 miliar X 30%).
Cara menghitung prosentase penyeselaian kontrak yaitu :
Total biaya sampai akhir kontrak dibagi (:) Total taksiran biaya sampai akhir periode
Jurnal-jurnal pencatatan untuk metode prosentase penyelesaian hampir
sama dengan metode kontrak selesai. Bedanya hanya terletak pada laba
dan pendapatan. Untuk metode prosentase penyelesaian, laba dan
pendapatan dicatat tiap akhir tahun buku, sedangkan metode kontrak
selesai, laba dan pendapatan diakui setelah proyek selesai.
Jurnal-Jurnal Pencatatan Metode Prosentase Penyelesaian
- Pencatatan Biaya-biaya proyek :
>> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 500.000.000
>>>>>> Kas/ Utang Rp 500.000.000
- Pencatatan Pembayaran Cicilan :
>> Kas/ Bank Rp 500.000.000
>>>>>> Uang Muka Proyek Rp 500.000.000
- Pencatatan Laba/ Rugi pada akhir tahun buku :
>> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 100.000.000
>>>>>> Laba Tahun Berjalan Rp 100.000.000*
*) Laba kotor = Kontrak - (biaya tahun pertama + Taksiran by. proyek)
= Rp 3.000.000.000 - (Rp 500.000.000 + Rp 2.000.000.000)
= Rp 500.000.000
Laba Tahun Berjalan = (Rp 500.000.000 : Rp 2.500.000.000)x Rp 500.000.000
= Rp 100.000.000
Dalam perpajakan, metode yang boleh digunakan adalah metode prosentase penyelesaian.
Note:
tulisan saya di atas penekanannya adalah JURNAL. jadi, angka-angka yang ada di jurnal tidak ada hubungannya dengan perhitungan perkiraan pendapatan.