Monday, July 21, 2008

[ Persediaan ] Tentang Stock Opname

Menjawab pertanyaan pengunjung blog-ku ini tentang pencatatan stock dengan stock opname, mengapa sering tidak sama antara catatan dengan stock barang yang sesungguhnya ?
Memang dibutuhkan ketelitian dan kejelian dalam mengelola stock. Teliti dalam mencatat stock masuk dan stock keluar, teliti dalam melihat faktur/surat jalan/dokumen sejenis lain yang berkaitan dengan stock, lihat apakah barang yang masuk atau keluar jumlahnya sudah sesuai dengan dokumen yang menyertainya, hitung ulang penjumlahan dan perkalian yang tercantum dalam dokumen. Anda juga harus teliti terhadap catatan anda, hati-hati dalam merekap dari dokumen ke pembukuan anda, seringkali terjadi apa yang dicatat di pembukuan tidak sama dengan yang tercantum di dokumen, anda juga harus teliti dalam menjumlahkan nilai-nilai dalam pembukuan, kesalahan dalam menjumlahkan sering menjadi penyebab perbedaan antara catatan dengan stock sebenarnya.
Kejelian juga diperlukan dalam mencatat setiap transaksi keluar atau masuk stock, setiap ada barang keluar atau masuk apapun itu harus dicatat.
Satu orang tidak cukup untuk mengurusi stock apalagi mobilitas keluar masuk stock tinggi dan jenis barangnya banyak.
Harus selalu ada koordinasi antara bagian pencatatan dengan bagian penyimpanan stock agar setiap perubahan jumlah stock di gudang terpantau oleh bagian pencatatan, sehingga bagian pencatatan tahu setiap stock keluar atau masuk.
Kuncinya adalah ketelitian, kejelian dan koordinasi yang intensive.
itu saja tips dari saya semoga bermanfaat

Monday, June 30, 2008

Kas

Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan piutang, dapat diterima sebagai setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller check, cashier check, bank draf dan money order.
Yang tidak termasuk Kas yaitu :
- Wesel tagih, jika ada wesel tagih yang diserahkan ke bannk untuk ditagihkan, maka wesel tersebut tetap dicatat sebagai piutang wesel.
- Perangko, kadang perangko dapat digunakan untuk pembayaran yang jumlahnya kecil, tetapi perangko tidak diterima sebagai setoran oleh bank, oleh karena itu perangko bukan kas.
- Cek Mundur (Post Date Checks)
- Surat-surat berharga seperti saham, obligasi
- Simpanan pada bank-bank di luar negeri atau tabungan dalam dalam mata uang asing.
- Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan terpisah sebagai dana. Contoh : dana bantuan, kredit usaha mikro. Jika penggunaannya masih dalam waktu satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak dapat digunakan untuk pengeluaran dalam satu tahun maka dilaporkan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
Dalam prakteknya, kadang kas dikelompokkan menjadi dua yaitu Kas Kecil dan Kas Besar. Kas Kecil digunakan untuk operasional sehari-hari dan jumlahnya tidak terlalu besar. Biasanya digunakan untuk biaya operasional seperti biaya administrasi, biaya telepon, listrik, dll. Kas besar biasanya digunakan untuk menampung penerimaan Piutang, Pinjaman bank, pengeluaran untuk membayar utang, pengeluaran untuk membeli aktiva.

Thursday, June 26, 2008

Niat Baik

Ada ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya, lingkungan juga bisa membentuk perilaku seseorang dalam berbuat. Bukan apa-apa aku cuma mau membahas sekelompok pengusaha yang datang dari luar kalau disuruh membayar pajak susahnya minta ampun, padahal sekarang kan pajak udah mulai ketat dalam melakukan pengawasan. Mengapa saya sebut sekelompok itu susah dalam membayar pajak karena memang kenyataannya mereka itu susah dimanapun mereka membuka usaha.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons