Friday, February 27, 2009

Utang Pajak

Utang pajak biasanya timbul karena pajak untuk bulan ini dibayar bulan depan atau kekurangan pajak tahun ini baru dibayar tahun depan. Misal pada bulan ini melakukan penjualan barang kena PPN, biasanya PPN yang kita pungut baru kita setorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, pajak penghasilan (Pph) untuk bulan ini biasanya baru kita bayar paling lambat tanggal 10 bulan depan.

Contoh : Selama bulan januari 2009 PT. D Menjual barang dagangan kena PPN sebesar Rp 100 juta

  • Jurnal penjualan selama bulan januari :

Piutang Usaha Rp 110.000.000

>>>Penjualan Rp 100.000.000

>>>PPN Keluaran Rp 10.000.000 3)


  1. 100.000.000 X 10% = Rp 10.000.000


  • Jurnal Penyesuaian pada akhir bulan januari :

PPN Keluaran Rp 10.000.000

>>>Utang Pajak Rp 10.000.000

Utang Wesel

Utang wesel adalah utang yang berbentuk bukti tertulis formal, yang isinya tertulis kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu. Orang atau perusahaan yang mempunyai tagihan biasanya lebih menyukai jenis ini karena ada bukti yang kuat untuk menagih, apalagi jika urusannya dengan pengadilan.


Wesel digolongkan menjadi dua jenis yaitu :

1. Wesel berbunga

Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati.

Contoh : bank A pada tanggal 1 oktober 2008 setuju memberikan pinjaman kepada PT. B sebesar Rp. 5000.000; untuk itu PT. B harus menandatangani promes dengan bunga 10% yang berjangka waktu 5 bulan.

  • Jurnal penerimaan kas oleh PT. B :


Kas Rp 6.000.000

>>>Utang wesel Rp 6.000.000


Saat tutup tahun, 31 desember 2008, PT. B membuat jurnal penyesuaian untuk biaya bunga selama tiga bulan (okt-des)


Biaya bunga Rp 150.000

>>>Utang bunga Rp 150.0001


  1. Rp 6.000.000 X 10% X 3/12 = Rp 150.000


Jurnal saat pembayaran utang wesel, 1 maret 2009 :


Utang wesel Rp 6.000.000

Utang bunga Rp 150.000

Biaya bunga Rp 100.000

>>>Kas Rp 6.250.000


Keterangan :

  • utang biaya Rp 150.000 telah dibebankan pada tahun 2008

  • biaya bunga Rp 100.000, biaya bunga untuk bunga bulan januari dan februari 2009


Contoh 2 : pada tanggal 3 desember 2008 PT. C menarik wesel sebesar Rp 12.000.000 dengan bunga 10% dan jangka waktu 2 bulan untuk menggantikan utang yang telah jatuh tempo

  • jurnal saat penggantian utang :


Utang dagang Rp 12.000.000

>>>Wesel bayar Rp 12.000.000


  • jurnal saat pembayaran/ pelunasan

wesel bayar Rp 12.000.000

bunga Rp 200.0002

>>>Kas Rp 12.200.000

2) Rp 12.000.000 X 10% X 2/12 = Rp 200.000


2. Wesel tidak berbunga


Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.

Sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar lebih besar daripada pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima dengan yang harus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value).

Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi bunga/ diskonto yang dibebankan.

Contoh : PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 9.300.000, jangka waktu 3 bulan tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 9.000.000.

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan PT. C adalah :


Kas Rp 9.000.000

Diskonto utang wesel Rp 300.000

>>>Utang wesel Rp 9.300.000


Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu utang wesel.

Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto utang wesel :


Biaya bunga Rp 300.000

>>>Diskonto utang wesel Rp 300.000


Thursday, January 15, 2009

Perbandingan Akuntansi Komersial dengan Fiskal

Ini aku dapat pertanyaan dari seseorang. Aku posting ke blog karena biar semua tahu dan bisa menambah pengetahuan tentang perbedaan akuntansi komersial dengan fiskal

Pada tanggal 15/01/09, yuli chani menulis:
> Pak / Bu aku minta bantuan untuk menjawab pertanyaan paper kuliah aku
> mengenai akuntansi.
> * Perbandingan laporan akuntansi komersial dengan laporan akuntansi
> Non-komersial ? *
>
> sebelum dan sesudahnya aku berterima kasih dan tolong pertanyaan saya
> dijawab ya pak / bu ?

>
>
Jawaban :
Perbandingan akuntansi komersial dengan non komersial

- akuntansi komersial biasanya untuk laporan intern perusahaan, sedangkan akuntansi non komersial untuk laporan pajak, atau sering disebut laporan fiskal.
- menurut akuntansi komersial semua pendapatan deviden merupakan pendapatan/ penghasilan perusahaan, sedang menurut akuntansi non komersil (fiskal) jika perusahaan mempunyai saham lebih dari 25% di perusahaan lain maka deviden yg diterimanya bukan termasuk penghasilan kena pajak.
- menurut akuntansi komersial : semua biaya bisa dikurangkan sebagai beban operasional. Sedangkan menurut akuntansi fiskal, ada biaya2 yang tidak boleh dikurangkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, seperti : biaya natuna (beras, gula, minyak) dan kenikmatan (by. pengobatan karyawan, by. rekreasi karyawan), biaya sumbangan juga tidak boleh dikurangkan sebagai biaya.
- Menurut akuntansi komersial, setiap perusahaan boleh menggunakan metode penilaian persediaan (FIFO, LIFO, rata2, dll) apa saja yang disukai asal konsisten. Sedangkan untuk akuntansi fiskal, metode penilaian persediaan yang boleh digunakan adalah metode FIFO dan rata-rata.
- Menurut akuntansi komersial, perusahaan boleh menggunakan metode penyusutan aktiva apa saja. Sedangkan untuk akuntansi fiskal, metode penyusutan aktiva tetap yang boleh digunakan adalah metode garis lurus dan metode menurun

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons