Tuesday, November 04, 2025

Prinsip-prinsip Costing Perusahaan Manufaktur



Berikut adalah prinsip-prinsip utama (atau dasar-dasar) costing (akuntansi biaya) pada perusahaan manufaktur, yang sangat penting untuk penentuan harga pokok produksi (HPP) dan pengambilan keputusan:

1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials Cost - DM)
Prinsip Identifikasi Langsung: Biaya bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadi dan nilainya signifikan harus dapat ditelusuri dan dibebankan secara langsung ke produk atau pesanan tertentu.
Contoh: Kayu untuk perusahaan furnitur, kulit untuk produsen sepatu.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost - DL)
Prinsip Keterkaitan Langsung: Biaya tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi dan waktu kerjanya dapat ditelusuri ke produk atau pesanan tertentu.
Contoh: Upah operator mesin, upah perakit produk.

3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost - FOH/BOP)
Prinsip Alokasi yang Wajar: Semua biaya produksi selain DM dan DL dikelompokkan sebagai FOH. Karena FOH umumnya tidak dapat ditelusuri langsung ke produk, prinsipnya adalah mengalokasikannya ke produk atau departemen menggunakan dasar alokasi (tarif) yang logis dan wajar (misalnya, berdasarkan jam mesin, jam tenaga kerja langsung, atau volume produksi).
Contoh: Biaya listrik pabrik, penyusutan mesin, gaji pengawas pabrik, bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung.


Metode-Metode Costing Utama

Perusahaan manufaktur juga menerapkan prinsip-prinsip tertentu berdasarkan metode costing yang dipilih, dua yang paling umum adalah:

1. Full Costing (Absorption Costing)
Prinsip Biaya Penuh: Metode ini membebankan semua biaya produksi (DM, DL, dan FOH Variabel & Tetap) ke produk. Biaya FOH Tetap dianggap sebagai biaya produk (diinventarisasi) dan baru dibebankan sebagai beban pokok penjualan ketika produk terjual.
Tujuan: Sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP) untuk pelaporan eksternal dan penilaian persediaan (aset).

2. Variable Costing (Direct Costing)
Prinsip Biaya Variabel: Metode ini hanya membebankan biaya produksi yang bersifat variabel (DM, DL, dan FOH Variabel) ke produk. Biaya FOH Tetap dianggap sebagai biaya periode (dibebankan penuh pada periode terjadinya) terlepas dari apakah produk terjual atau tidak.
Tujuan: Penting untuk pengambilan keputusan manajerial jangka pendek, analisis break-even, dan pengendalian biaya.


Prinsip Costing Berdasarkan Proses Produksi

Selain klasifikasi biaya, prinsip costing juga disesuaikan dengan jenis proses produksi:

1. Job Order Costing
Prinsip Penerapan, mengumpulkan biaya per pesanan (job) atau kontrak tertentu. Setiap pesanan unik. Cocok untuk Produksi yang dibuat berdasarkan pesanan atau spesifikasi pelanggan (misalnya, percetakan, konstruksi, furnitur khusus).

2. Process Costing
Prinsip Penerapan, mengumpulkan biaya per departemen atau proses produksi selama periode waktu tertentu, lalu dibagi rata ke unit yang diproduksi. Cocok untuk Produksi massal yang homogen dan berkelanjutan (misalnya, semen, makanan kemasan, tekstil).


Prinsip Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
  1. Prinsip Pengendalian Biaya: Biaya harus diukur dan dilaporkan secara rinci sehingga manajemen dapat mengidentifikasi inefisiensi dan mengambil tindakan korektif (seringkali menggunakan perbandingan antara Biaya Aktual dengan Biaya Standar).
  2. Prinsip Relevansi Biaya: Dalam pengambilan keputusan (misalnya, penetapan harga jual, menerima pesanan khusus), hanya biaya yang relevan (biaya yang akan berubah karena keputusan tersebut) yang harus dipertimbangkan.

Saturday, November 01, 2025

Apa itu Tax Planning dan Bagaimana Mekanismenya?


Apa Itu Tax Planning?
Tax Planning atau Perencanaan Pajak adalah suatu upaya atau strategi yang dilakukan oleh Wajib Pajak (individu atau perusahaan) untuk mengelola dan mengatur transaksi serta kegiatan keuangan mereka sedemikian rupa sehingga beban pajak yang harus dibayarkan menjadi minimal, namun tetap sah (legal) dan sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Tujuan Utama Tax Planning
  • Mengurangi Beban Pajak (Tax Saving): Ini adalah tujuan paling umum, yaitu mengurangi jumlah pajak terutang tanpa melanggar hukum, dengan cara memanfaatkan celah atau ketentuan yang diperbolehkan undang-undang.
  • Optimalisasi Keuntungan Setelah Pajak: Dengan berkurangnya beban pajak, laba bersih (keuntungan) yang didapatkan Wajib Pajak menjadi lebih maksimal.
  • Menghindari Sanksi: Memastikan semua transaksi dan perhitungan pajak sesuai aturan, sehingga terhindar dari denda, bunga, atau sanksi lain akibat ketidakpatuhan.
  • Mengatur Aliran Kas (Cash Flow): Merencanakan pembayaran pajak secara lebih terstruktur, bahkan menunda pembayaran ke periode berikutnya jika diperbolehkan oleh aturan (misalnya, pemilihan metode penyusutan).
  • Memanfaatkan Insentif: Menggunakan fasilitas, insentif, atau keringanan pajak yang diberikan pemerintah (seperti tax holiday, tax allowance, atau diskon angsuran PPh).
Catatan Penting: Tax Planning berbeda dengan Tax Evasion (Penggelapan Pajak) yang ilegal karena melanggar undang-undang (misalnya, memalsukan bukti atau menyembunyikan penghasilan). Tax Planning adalah upaya legal dan etis.

Mekanisme dan Tahapan Tax Planning
Secara umum, Tax Planning melibatkan serangkaian tahapan sistematis untuk menganalisis posisi pajak saat ini dan merumuskan strategi optimal.

Tahap 1: Analisis Informasi Perpajakan (Data Gathering)
Ini adalah tahap awal di mana konsultan atau tim pajak mengumpulkan dan meninjau seluruh data keuangan dan operasional Wajib Pajak, meliputi:
  • Laporan Keuangan: Neraca, Laba Rugi, dan Arus Kas.
  • Kebijakan Akuntansi Perusahaan: Metode depresiasi, penilaian persediaan, dan lain-lain.
  • Transaksi Utama: Struktur bisnis, kontrak penjualan/pembelian, dan transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa (related party).
  • Kepatuhan Saat Ini: Hasil pembayaran dan pelaporan pajak selama periode sebelumnya.
Tahap 2: Identifikasi dan Evaluasi Peluang Pajak
Setelah data terkumpul, dilakukan identifikasi area-area di mana penghematan pajak dapat dilakukan:
  • Mencari Opsi Legal: Mengidentifikasi pasal-pasal dalam UU Perpajakan yang memberikan peluang untuk penghematan (misalnya, insentif pajak, fasilitas pengurangan penghasilan bruto, atau pemilihan tarif PPh).
  • Membandingkan Alternatif: Membuat beberapa model perhitungan pajak berdasarkan berbagai opsi yang tersedia (misalnya, membandingkan metode penyusutan garis lurus vs. saldo menurun, atau membandingkan struktur modal utang vs. modal sendiri).
  • Analisis Risiko: Menilai sejauh mana risiko sengketa dengan Otoritas Pajak terhadap setiap opsi perencanaan.
Tahap 3: Perumusan dan Implementasi Strategi
Model perencanaan terbaik yang telah dievaluasi kemudian diimplementasikan, meliputi:
  • Tax Saving (Penghematan): Memilih skema pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) Final yang lebih rendah dari tarif PPh Badan normal (jika memenuhi syarat).
  • Optimasi Biaya Fiskal: Memanfaatkan semua biaya yang boleh dikurangkan (deductible expenses), misalnya memberikan tunjangan karyawan dalam bentuk uang (bukan natura) agar dapat dibiayakan.
  • Pemanfaatan Insentif: Mengajukan permohonan fasilitas Tax Allowance untuk investasi di sektor tertentu yang ditunjuk pemerintah.
  • Penundaan Pajak (Tax Deferral): Memilih metode penyusutan yang dapat membebankan biaya terbesar di awal tahun (sehingga PPh Badan lebih kecil di awal).
  • Restrukturisasi: Mengubah bentuk badan usaha atau struktur organisasi untuk mendapatkan perlakuan pajak yang lebih menguntungkan.
Tahap 4: Pemantauan dan Evaluasi
Perencanaan pajak adalah proses berkelanjutan. Setelah strategi diimplementasikan, Wajib Pajak harus:
  • Memantau Kepatuhan: Memastikan pelaksanaan strategi berjalan sesuai rencana dan tidak melanggar ketentuan yang baru atau yang berlaku.
  • Evaluasi Efektivitas: Menghitung ulang dan membandingkan beban pajak aktual dengan target penghematan.
  • Pembaruan: Mengantisipasi perubahan peraturan perpajakan dan memperbarui rencana pajak agar tetap efektif dan legal.

Wednesday, October 29, 2025

Langkah-langkah Manajemen Pajak Biar Nyaman



Langkah-langkah manajemen pajak meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kewajiban perpajakan untuk memastikan kepatuhan sekaligus efisiensi beban pajak.

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Menyusun strategi untuk meminimalkan beban pajak secara legal.
Memilih bentuk usaha, metode akuntansi, dan transaksi yang paling efisien pajak.
Contoh: Memanfaatkan insentif atau fasilitas pajak yang tersedia sesuai regulasi.

2. Pengorganisasian Pajak (Tax Organizing)
Menyusun struktur organisasi dan sistem administrasi pajak yang rapi.
Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pelaporan dan pembayaran pajak.
Menyediakan dokumentasi dan arsip perpajakan yang lengkap dan mudah diakses.

3. Pelaksanaan Pajak (Tax Actuating)
Melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan rencana dan jadwal.
Meliputi pengisian dan penyampaian SPT, pembayaran pajak, serta pelaporan lainnya.
Memastikan semua transaksi tercatat dengan benar dan sesuai ketentuan perpajakan.

4. Pengawasan dan Evaluasi (Tax Controlling)
Melakukan audit internal terhadap pelaksanaan kewajiban pajak.
Mengevaluasi efektivitas strategi pajak dan menyesuaikan bila diperlukan.
Mengantisipasi risiko pajak dan menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

  • Mengoptimalkan beban pajak tanpa melanggar hukum.
  • Menghindari sanksi dan denda akibat kesalahan atau keterlambatan.
  • Meningkatkan efisiensi keuangan perusahaan atau individu.
  • Menjaga reputasi dan keberlanjutan usaha melalui kepatuhan pajak.

Manajemen pajak yang baik bukan hanya soal mengurangi beban pajak, tetapi juga menciptakan sistem yang transparan, akuntabel, dan adaptif terhadap perubahan regulasi

Tuesday, January 28, 2025

Pentingnya Laporan Keuangan bagi Perusahaan


Laporan keuangan adalah semacam "rapor nilai" bagi sebuah perusahaan. Dokumen ini memberikan gambaran lengkap tentang kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Lantas, mengapa laporan keuangan begitu penting? Mari kita bahas lebih lanjut.

Alasan Utama Perusahaan Membutuhkan Laporan Keuangan

1. Pengambilan Keputusan
  • Manajemen. Laporan keuangan membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis, seperti perluasan bisnis, pengurangan biaya, atau investasi baru.
  • Investor. Investor (baik individu maupun institusi) menggunakan laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan dan memutuskan apakah akan berinvestasi atau tidak.
  • Kreditor. Bank atau lembaga keuangan lainnya menggunakan laporan keuangan untuk menilai kelayakan kredit perusahaan sebelum memberikan pinjaman.

2. Akuntabilitas
  • Pemilik. Pemilik perusahaan dapat memantau kinerja perusahaan dan memastikan bahwa aset perusahaan digunakan secara efektif.
  • Pemerintah. Pemerintah menggunakan laporan keuangan untuk keperluan perpajakan dan pengawasan.

3. Transparansi
Laporan keuangan yang transparan membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan (stakeholders), seperti karyawan, pelanggan, dan masyarakat.

Komponen Utama dalam Laporan Keuangan

Neraca
Menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu, mencakup aset, liabilitas, dan ekuitas.

Laporan Laba Rugi
Menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, seperti pendapatan, beban, dan laba bersih.

Laporan Arus Kas
Menunjukkan aliran masuk dan keluar kas selama periode tertentu, dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Manfaat Lain dari Laporan Keuangan
  • Evaluasi Kinerja. Membandingkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.
  • Perencanaan Keuangan. Membantu dalam menyusun anggaran dan proyeksi keuangan.
  • Pengendalian Internal. Membantu dalam mendeteksi kesalahan atau kecurangan.
  • Pemenuhan Regulasi. Memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku.

Kesimpulan
Laporan keuangan adalah alat yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu, perusahaan dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik, meningkatkan transparansi, dan membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan.

Bingung dengan laporan keuangan perusahaan Anda?
Serahkan pada kami! Dengan laporan keuangan yang akurat, Anda dapat
  • Membuat keputusan bisnis yang lebih baik
  • Memenuhi kewajiban pajak
  • Mendapatkan gambaran kesehatan finansial perusahaan
Kami siap membantu Anda dalam menyusun:
  1. Neraca
  2. Laporan laba rugi
  3. Harga pokok produksi
  4. Laporan keuangan untuk keperluan pajak
Bila ada yang bisa saya bantu, silahkan hubungi via pesan atau situs freelance berikut ini
  1. fastwork : https://fastwork.id/user/khoirri/financial-36347550
  2. sribu : https://www.sribu.com/id/users/khonulis/pembuatan-laporan-keuangan-umkm-632c3a71-ef01-4336-994f-c702d86bc32e

Saturday, March 07, 2020

Lowongan Kerja Staf Pajak di PT Pacific Furniture

Ada lowongan kerja untuk lulusan D3/ S1 jurusan pajak atau akuntansi. Lokasi tempat kerja di Semarang. Jika berminat silahkan lihat keterangan di bawah ini

PT Pacific Furniture membutuhkan karyawan sebagai staf pajak, dengan syarat sebagai berikut:
  • Pria/ Wanita usia Max 30th
  • Lulusan D3/S1 jurusan Pajak/ Akuntansi
  • Pernah kursus perpajakan
  • fresh graduate diperbolehkan untuk melamar
  • Ulet, mandiri, dan bisa bekerja secara tim

Jika berminat silahkan datang langsung dengan membawa surat lamaran ke alamat perusahaan
PT Pacific Furniture
Jl. Tugu Wijaya III No. 12
Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang
Randu Garut Kecamatan Tugu Kota Semarang
Jawa Tengah
Telp. 024 8663578

Saturday, August 18, 2012

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H


Mohon maaf lahir batin untuk semua pengunjung blog ini. Apabila ada kesalahan yang disengaja atau tidak, apabila ada pertanyaan yang tidak terjawab. Mohon maaf semua karena keterbatasan saya, baik pengetahuan maupun kesempatan untuk menjawab semua pertanyaan

Sekali lagi, mohon maaf lahir dan batin



Thursday, April 12, 2012

Hati-hati Menggunakan Nama Account

Hati-hati yang saya maksud disini adalah yang kaitannya dengan perpajakan. Ini kan bulan april, batas akhir kita untuk melaporkan keuangan perusahaan kita melalui SPT Badan. Lha, dalam account-acount laporan keuangan kita itu ada pos-pos yang bisa menjadi obyek pajak. Baik itu PPh 21, PPh 23, maupun PPN.

Jika account yang kita gunakan itu memang benar-benar bukan obyek pajak. Jangan gunakan nama account yang menurut orang pajak termasuk obyek pajak. Misal, Anda ingin mengelompokkan biaya service kendaraan, Anda menamai account tersebut dengan nama biaya service kendaraan. Padahal service tersebut dilakukan oleh karyawan perusahaan sendiri. Tetapi dimata orang pajak, bisa jadi ini merupakan obyek PPh pasal 23 karena merupakan jasa service. Agar tidak disalahartikan oleh orang pajak. Account untuk biaya service kendaraan tersebut, gunakan saya biaya pemeliharaan kendaraan, karena memang pemeliharaan itu dilakukan oleh karyawan perusahaan sendiri.

kata-kata lain yang perlu dihindari untuk digunakan diantaranya : bea, jasa, service, sewa, kost
kata-kata yang saya sebutkan diatas bisa menjadi salah persepsi bagi orang pajak

Anda punya pendapat lain?

Friday, January 20, 2012

Perkembangan Software Akuntansi

Perkembangan software akuntansi sebenarnya tidak lambat-lambat amat, tetapi perkembangannya tidak secepat perkembangan teknologi gadget, semisal handphone atau pun laptop. Kalau di handphone sekarang lagi trennya blackberry, iphone, dan komputer tablet. Sedangkan untuk komputer jingjing semisal notebook, sekarang lagi ngetren Ultrabook. dan Produsen yang pertama kali mengeluarkan Ultrabook adalah Acer, produsen gadget berasal dari taiwan ini mengeluarkan Acer Aspire S3, atau biasa disebut Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik.

Sekarang bagaimana perkembangan software akuntansi? misalnya MYOB, serinya sudah keberapa? SAP, dll. Mungkin teknologinya sudah berkembang tetapi eksposnya kurang. Kemungkinan karena bukan produk kosumsi masyarakat luas jadi perkembangannya kurang terekspos.

Tapi kita juga patut berbangga, putra-putri negeri ini sudah mampu menghasilkan software akuntansi sendiri. Tidak lagi tergantung dengan software buatan luar negeri. Kalau dihitung, mungkin sudah tidak terhitung banyaknya karena memang sudah banyak software buatan anak negeri. Kadang, setiap perusahaan membuat software akuntansinya sendiri. Bisa dibayangkan jika setiap perusahaan membuat software akuntansinya sendiri, ada banyak software buatan anak negeri ini.

Jadi, kita sebagai pengguna software akuntansi tidak perlu pusing memikirkan bagaimana membuat laporan keuangan karena sudah ada software yang mampu membuat laporan keuangan.

Tapi yang masih menjadi ganjalan adalah harga software akuntansi yang sangat mahal. Acer Aspire S3 atau Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik saja harganya sudah murah, sekitar 4 jutaan. Coba bandingkan dengan software akuntansi, harganya bisa mencapai 5 jutaan.


Thursday, January 05, 2012

Stock Opname

Stock opname adalah istilah lain dari penghitungan fisik persediaan. Tujuan diadakannya stock opname adalah untuk mengetahui kebenaran catatan dalam pembukuan, yang mana merupakan salah satu fungsi sistem pengendalian intern (SPI). Dengan diadakannya stock opname maka akan diketahui apakah catatan dalam pembukuan stock persediaan benar atau tidak. Jika ternyata ada selisih antara stock opname dengan catatan pada pembukuan, kemungkinan ada transaksi yang belum tercatat, atau bahkan ada kecurangan yang berkaitan dengan persediaan.

Stock opname biasanya diadakan setiap akhir tahun, tetapi kalau perusahaan dengan SPI yang lebih rapi, stock opname biasanya dilakukan tiap triwulan atau caturwulan. Stock opname bukan hanya untuk persediaan perusahaan. Stock opname juga semestinya dilakukan untuk kas, aktiva, piutang, hutang. Tetapi, perusahaan biasanya hanya melakukan stock opname untuk persediaan barang dan kas. Untuk perusahaan manufaktur, stock opname persediaan barang dilakukan untuk persediaan bahan baku, bahan penolong, barang setengah jadi, dan barang jadi.

Untuk pengendalian Intern, stock opname dilakukan oleh petugas yang bukan merupakan petugas pencatat persediaan, dalam perusahaan biasanya ada petugas audit tersendiri.

Jika setelah dilakukan stock opname terjadi selisih maka perlakuan selisih ini biasanya sesuai kebijakan perusahaan. Jika selisih kurang, kekurangannya ini dibebankan perusahaan maka bagian pembukuan membuat jurnal penyesuaian. Tapi jika kebijakan perusahaan mengharuskan petugas persediaan yang harus mengganti kekurangan persediaan maka tidak perlu ada jurnal penyesuaian, kecuali harga untuk penggantian tidak sama dengan harga pokok persediaan.
Jurnal jika selisih kurang dibebankan perusahaan :
>>> Biaya Lain2  Rp XXX
>>>>>> Persediaan  Rp XXX

Jika ternyata terjadi selisih lebih pada persediaan barang atau kas maka yang harus dilakukan adalah mengecek kembali catatan bila kemungkinan ada transaksi yang belum dicatat. Untuk selisih kurang pun juga harus dilakukan hal yang sama. Jika ternyata setelah di cek ulang tidak ada transaksi yang terlewatkan maka atas selisih lebih dilakukan jurnal penyesuaian. Jurnalnya yaitu :
>>> Persediaan  Rp XXX
>>>>>> Penghasilan lain2  Rp XXX

Tuesday, October 25, 2011

Kontrak Selesai dan Persentase Penyelesaian

Judul di atas merupakan istilah dalam pekerjaan konstruksi. Pekerjaan
konstruksi sendiri ada dua jenis, yaitu jasa konstruksi dan usaha
konstruksi.
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan konstruksi tidak selalu dapat
dilaksanakan dengan cepat atau selesai lebih dari satu tahun buku.
Untuk mencatat transaksi keuangan dari pekerjaan konstruksi maka
dipakailah metode kontrak selesai dan metode prosentase penyelesaian.

Metode kontrak selesai intinya adalah metode yang mengakui pendapatan
setelah proyek selesai dikerjakan. Jadi, ketika kontraktor menerima
pembayaraan selama proyek masih dikerjakan, maka penerimaan pembayaran
tersebut tidak dicatat sebagai pendapatan, tetapi sebagai uang muka
proyek. Setelah proyek selesai, barulah uang muka proyek tersebut di
jurnal sebagai pendapatan. Pada akhir proyek juga dihitung laba/ rugi
pekerjaan proyek tersebut.

Jurnal-jurnal Metode Kontrak Selesai :
- Pencatatan biaya pengerjaan proyek
  >> Proyek dalam pekerjaan Rp 1.500.000.000
  >>>>>> Kas/ Utang Rp 1.500.000.000
- Penerimaan cicilan pembayaran proyek
  >> Kas/ Bank Rp 500.000.000
  >>>>>> Uang Muka Proyek Rp 500.000.000
- Pencatatan pendapatan proyek
  >> Uang muka Proyek Rp 3.000.000.000
  >>>>>> Pendapatan Rp 3.000.000.000
- Pencatatan Laba/ Rugi
  >> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 500.000.000
  >>>>>> Laba Proyek Rp 500.000.000*

*) Misal proyek dengan kontrak Rp 3.000.000.000,- dan biaya yang
dikeluarkan kontraktor Rp 2.500.000.000
(3 miliar - 2,5 miliar = 500 juta)


Metode Prosentase Penyelesaian pada intinya adalah pengakuan
pendapatan dan biaya dalam satu tahun buku yang telah di dapat untuk
pendapatan dan yang telah terjadi untuk biaya, dimana proyek masih
berlangsung.
Kalau mencatat biaya yang telah terjadi gampang, dengan melihat
kuitansi-kuitansi. Lalu bagaimana mencatat pendapatan untuk proyek
yang masih berlangsung? dengan PERKIRAAN. Jadi dihitung, kira-kira
berapa prosentase pekerjaan telah selesai. Misal proyek dengan kontrak
3 miliar, pada tahun pertama telah selesai sebesar 30%, maka
pendapatan untuk tahun pertama adalah Rp 900 juta (3 miliar X 30%).
Cara menghitung prosentase penyeselaian kontrak yaitu :
Total biaya sampai akhir kontrak dibagi (:) Total taksiran biaya sampai akhir periode

Jurnal-jurnal pencatatan untuk metode prosentase penyelesaian hampir
sama dengan metode kontrak selesai. Bedanya hanya terletak pada laba
dan pendapatan. Untuk metode prosentase penyelesaian, laba dan
pendapatan dicatat tiap akhir tahun buku, sedangkan metode kontrak
selesai, laba dan pendapatan diakui setelah proyek selesai.

Jurnal-Jurnal Pencatatan Metode Prosentase Penyelesaian
- Pencatatan Biaya-biaya proyek :
  >> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 500.000.000
  >>>>>> Kas/ Utang Rp 500.000.000

- Pencatatan Pembayaran Cicilan :
  >> Kas/ Bank Rp 500.000.000
  >>>>>> Uang Muka Proyek Rp 500.000.000

- Pencatatan Laba/ Rugi pada akhir tahun buku :
  >> Proyek Dalam Pekerjaan Rp 100.000.000
  >>>>>> Laba Tahun Berjalan Rp 100.000.000*

*) Laba kotor = Kontrak - (biaya tahun pertama + Taksiran by. proyek)
= Rp 3.000.000.000 - (Rp 500.000.000 + Rp 2.000.000.000)
= Rp 500.000.000


Laba Tahun Berjalan = (Rp 500.000.000 : Rp 2.500.000.000)x Rp 500.000.000
= Rp 100.000.000

Dalam perpajakan, metode yang boleh digunakan adalah metode prosentase penyelesaian.

Note:
tulisan saya di atas penekanannya adalah JURNAL. jadi, angka-angka yang ada di jurnal tidak ada hubungannya dengan  perhitungan perkiraan pendapatan.

Monday, October 17, 2011

Penjualan dan Pendapatan

Banyak orang yang belum tahu kalau Penjualan dan Pendapatan itu beda. Mereka menganggap jika penjualan itu sama dengan pendapatan. Padahal sebenarnya berbeda. Memang kalau diurutkan dari asalnya, berasal dari sumber yang sama, yaitu hasil dari produk atau jasa.

Kalau diteliti lebih lanjut, penjualan penggunaannya lebih luas dari pada pendapatan. Penjualan bisa digunakan untuk mencatat penjualan barang maupun jasa,tetapi umumnya dalam pencatatan di Laba rugi Penjualan digunakan untuk mencatat penjualan barang saja. Pendapatan hanya bisa digunakan untuk mencatat penjualan dalam bentuk jasa saja, atau penjualan yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan dalam laporan Laba Rugi-nya.

Tuesday, June 28, 2011

Nilai Buku dan Nilai Pasar

Nilai Buku adalah nilai sebuah barang setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Yang dikurangi akumulasi penyusutan adalah nilai/ harga pembelian/ harga perolehan. Secara matematis, nilai buku dapat dipersamakan dengan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Akumulasi penyusutan sendiri merupakan jumlah penyusutan mulai dari bulan saat pembelian barang tersebut sampai bulan penghitungan nilai buku barang tersebut.

Nilai Pasar adalah nilai atau harga jual sebuah barang jika barang tersebut di jual. Besarnya harga jual tergantung dengan nilai pasar yang berlaku untuk barang tersebut. Nilai pasar tidak tergantung dengan penyusutan barang tersebut, nilai pasar hanya dipengaruhi kondisi pasar. Nilai pasar tidak digunakan dalam pembukuan perusahaan. Nilai pasar digunakan perusahaan hanya untuk menghitung apakah barang (aktiva tetap) yang dijual perusahaan untung atau rugi.

Nilai Buku dan Nilai Pasar

Nilai Buku adalah nilai sebuah barang setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Yang dikurangi akumulasi penyusutan adalah nilai/ harga pembelian/ harga perolehan. Secara matematis, nilai buku dapat dipersamakan dengan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Akumulasi penyusutan sendiri merupakan jumlah penyusutan mulai dari bulan saat pembelian barang tersebut sampai bulan penghitungan nilai buku barang tersebut.

Sunday, March 06, 2011

Harga Pokok Produksi

Dari namanya, Harga Pokok Produksi berbeda dengan Harga Pokok Penjualan. Dari segi penggunaan, Harga Pokok Produksi digunakan oleh perusahaan manufaktur atau perusahaan yang memproduksi sendiri barang dagangan mereka, sedangkan Harga Pokok Penjualan digunakan oleh seluruh perusahaan dari segala jenis perusahaan yang memperdagangkan dagangan baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk jasa. Harga Pokok Produksi berpengaruh terhadap Harga Pokok Penjualan, sedangkan Harga Pokok Penjualan tidak berpengaruh terhadap Harga Pokok Produksi.

Metode pencatatan persediaan untuk bahan-bahan baku dan bahan penolong untuk produksi sama yang digunakan untuk mencatat persediaan pada Harga Pokok Penjualan. Metode-metode yang bisa digunakan dalam pencatatan persediaan bahan-bahan baku dan bahan penolong Produksi yaitu : FIFO, LIFO, dan rata-rata. Tetapi biasanya perusahaan menggunakan metode rata-rata untuk kepraktisannya.

Harga Pokok Produksi

Dari namanya, Harga Pokok Produksi berbeda dengan Harga Pokok Penjualan. Dari segi penggunaan, Harga Pokok Produksi digunakan oleh perusahaan manufaktur atau perusahaan yang memproduksi sendiri barang dagangan mereka, sedangkan Harga Pokok Penjualan digunakan oleh seluruh perusahaan dari segala jenis perusahaan yang memperdagangkan dagangan baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk jasa. Harga Pokok Produksi berpengaruh terhadap Harga Pokok Penjualan, sedangkan Harga Pokok Penjualan tidak berpengaruh terhadap Harga Pokok Produksi.

Saturday, January 08, 2011

Akuntansi Gaji

Kadang, biaya gaji untuk karyawan jumlahnya sangat besar bila dibandingkan dengan jenis biaya lain, apalagi jika perusahaan termasuk perusahaan besar yang mempekerjakan ribuan orang. Selain gaji, perusahaan biasanya juga memberikan berbagai tambahan seperti tunjangan kesehatan, tunjangan asuransi, uang transport, dan lain-lain.
Dengan begitu banyaknya karyawan yang harus diurusi, dan gaji dan tambahan-tambahan lain yang harus dihitung untuk setiap karyawan maka perlu kiranya dibentuk sebuah administrasi tersendiri untuk mengurusi penggajian karyawan ini, agar kesalahan dalam hal penghitungan bisa diminimalisir dan pengawasan terhadap penggajian ini dapat lebih mudah.

Akuntansi gaji bukan cuma pembayaran gaji atau upah saja tapi juga data pajak untuk setiap karyawan, serta data kinerja karyawan yang nantinya bisa saja mempengaruhi besarnya tunjangan atau bonus yang diberikan. Semakin bagus kinerja karyawan, maka semakin besar pula tunjangan atau bonus yang diberikan. Kinerja untuk karyawan bisa dinilai dari kehadiran dan kedisiplinan, hasil kerja karyawan, pencapaian target individu, dan kontribusi tiap individu terhadap perusahaan.

Wednesday, January 05, 2011

Akuntansi Utang Obligasi

Untuk memenuhi kebutuhan modal, kadang perusahaan melakukan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mencari pinjaman dari masyarakat atau para pemilik modal. Mencari modal dari masyarakat atau pemilik modal ini ada dua jenis, dalam bentuk saham. dan dalam bentuk obligasi. Seperti halnya wesel, obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan pokok pinjaman (atau biasa disebut nilai nominal atau nilai pari). Nilai nominal obilgasi dan tingkat bunga dicantumkan pada surat obligasi. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan persentase bunga terhadap nilai nominal. Kebanyakan bunga dibayarkan setiap enam bulan sekali.

Perbedaan Utang wesel dengan Utang Obligasi
Utang wesel terjadi karena perusahaan memperoleh pinjaman hanya dari satu kreditur, contohnya hutang ke bank. Kebalikan dari utang wesel, utang obligasi adalah hutang ke banyak kreditur. Baik kreditur perorangan maupun dalam bentuk badan usaha. Biasanya, penjualan obligasi ini dilakukan di pasar modal.

Akuntansi Utang Obligasi




Untuk memenuhi kebutuhan modal, kadang perusahaan melakukan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mencari pinjaman dari masyarakat atau para pemilik modal. Mencari modal dari masyarakat atau pemilik modal ini ada dua jenis, dalam bentuk saham. dan dalam bentuk obligasi. Seperti halnya wesel, obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan pokok pinjaman (atau biasa disebut nilai nominal atau nilai pari). Nilai nominal obilgasi dan tingkat bunga dicantumkan pada surat obligasi. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan persentase bunga terhadap nilai nominal. Kebanyakan bunga dibayarkan setiap enam bulan sekali.

Perbedaan Utang wesel dengan Utang Obligasi
Utang wesel terjadi karena perusahaan memperoleh pinjaman hanya dari satu kreditur, contohnya hutang ke bank. Kebalikan dari utang wesel, utang obligasi adalah hutang ke banyak kreditur. Baik kreditur perorangan maupun dalam bentuk badan usaha. Biasanya, penjualan obligasi ini dilakukan di pasar modal.

Keuntungan dan Kerugian Utang Wesel dengan Utang Obligasi
Obligasi dikeluarkan oleh perusahaan biasanya untuk memenuhi kebutuhan modal jangka panjang atau untuk kegiatan investasi. Sedangkan utang wesel biasanya untuk memenuhi permodalan perusahaan dalam jangka pendek, utang wesel ini biasanya digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Kerugian mengeluarkan utang obligasi yaitu beban bunga yang besar dan terus-menerun sampai beberapa tahun ke depan. Kerugian mengeluarkan utang wesel yaitu harus cepat-cepat mengembalikan utang dalam jangka waktu yang singkat.

Thursday, November 11, 2010

Akuntansi Aplikasi Kas

Aplikasi Kas yang akan saya bagi di sini adalah aplikasi dalam bentuk excel. Aplikasi untuk pencatatan transaksi kas kecil. Untuk aplikasi kas ini ada dua sheet, yaitu sheet untuk kas harian dan sheet untuk arus kas.


form kas harian
Sheet untuk kas harian terdiri dari beberapa kolom. Kolom A, adalah kolom untuk tanggal terjadinya transaksi. Kolom B, adalah kolom untuk Nomor Transaksi. Nomor transaksi untuk kas masuk dengan kas keluar berbeda kodenya, misalnya untuk kas masuk kodenya KM, kemudian dibelakangnya di kasih nomor-nomor transaksi.

Wednesday, November 10, 2010

Akuntansi PPh Badan

Pada tahun 2009 dan seterusnya, untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan PPh Badan menggunakan tarif yang berbeda dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya digunakan tarif progresif, maka untuk tahun 2009 dan seterusnya digunakan tarif tetap.

Ada beberapa tarif yang diterapkan, sesuai dengan kondisi perusahaan. Tarif-tarif tersebut yaitu :
1. Tarif PPh pasal 17 ayat (1) huruf b = 28%
Perusahaan menggunakan tarif ini jika peredaran (bruto) usahanya lebih dari 50 miliar.
Contoh : PT. FGH selama tahun 2009 peredaran bruto-nya sebesar 55 miliar, penghasilan
bersihnya/ Penghasilan Kena Pajak (PhKP) sebesar 4 miliar. Maka PPh terutang :
= 28% X Rp 4.000.000.000
= Rp 1.120.000.000

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons